Tsunami Dahsyat Ungkap Lokasi Kota Legendaris Atlantis?
London, U.K. – Jepang baru saja tertimpa musibah karena diguncang
gempa 9 SR dan disusul tsunami dahsyat yang menyapu sejumlah wilayah di
Negeri Sakura itu.
Namun, tsunami tidak selamanya dikaitkan dengan bencana, setidaknya untuk tim peneliti dan pencari lokasi kota legendaris, Atlantis.
Setelah menjadi misteri selama ribuan tahun, Sebuah tim asal Amerika
Serikat mengaku menemukan titik kordinat yang tepat di mana kota hilang
ini berada.
Cadiz, Spanyol
Kota metropolis legendaris ini diduga tenggelam oleh kekuatan tsunami ratusan tahun lalu di Spanyol Selatan.
Tim peneliti yang terdiri dari ahli arkeologi dan geologi yakin,
Atlantis yang hilang akibat tsunami kembali muncul di sebelah utara kota
Cadiz.
“Ini adalah kekuatan tsunami,” kata kepala tim peneliti Richard Freund seperti diberitakan huffingtonpost.com.
“Sangat sulit dimengerti bahwa tsunami bisa menyapu 60 mil daratan,” kata Freund yang berasal dari University of Hartford, Connecticut.
Dia adalah profesor yang memimpin tim internasional untuk mencari lokasi tepat kota Atlantis.
Untuk memecahkan misteri ratusan tahun ini, tim menggunakan foto
satelit dari kota tenggelam dan menduga lokasinya di Cadiz, Spanyol. Di
rawa luas bernama Dona Ana Park, tim percaya mereka menemukan wilayah kuno Atlantis.
Atlantis from Satellite (pic: bbc.co.uk)
Sebuah tim yang terdiri dari arkeolog dan ahli geologi pada 2009 dan
2010 menggunakan sejumlah piranti, mulai dari radar bawah tanah, peta
digital, dan teknologi bawah tanah untuk menyurvei situs tersebut.
Penemuan Freund ini memperkuat dugaan gambar yang dibuat para
pengungsi kota tersebut setelah tsunami menghantam. Warga Atlantis yang
berhasil selamat diduga masuk ke pedalaman dan membangun kota baru.
Temuan tim ini akan dikupas dalam edisi khusus National Geographic terbaru, ”Finding Atlantis.”
Meskipun sulit memastikan Spanyol sebagai tempat ‘kuburan’ kota
Atlantis, namun Freud yakin simpul pencarian kota-kota peringatan
membuat dia yakin bahwa rawa lumpur di pantai selatan Spanyol itu lah
tempat situs kota hilang.
“Kami menemukan sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya,” kata dia. Menurut Freud
“Sesuatu ini lah yang makin menguatkan tingkat kredibilitas,
khususnya bagi arkeologi mengenai situs tersebut. Sehingga menjadi lebih
masuk akal.”
Keberadaan kota metropolis Atlantis muncul setelah Filsuf Yunani
ternama Plato menulis tentang Atlantis sekira 2.600 tahun lalu. Dia
mendeskripsikan kota itu sebagai ‘sebuah pulau yang terletak di seberang
selat bernama Pillars of Hercules’. Pilar itu belakangan diketahui
sebagai Selat Gibraltar Gibraltar yang terkenal di zaman kuno.
Berdasarkan deskripsi Plato, upaya pencarian kota itu hingga kini terpusat di wilayah Mediterania dan benua Atlantik.
Freud menambahkan catatan mengenai tsunami sudah didokumentasikan
selama berabad-abad. Salah satu gelombang pasang terbesar menghantam
Lisbon pada November 1755.
Terlepas di mana lokasi tepat situs ini, hal paling fundamental
-apakah Atlantis itu ada atau tidak- pun masih jadi perdebatan panjang
selama ribuan tahun. Dialog Plato dari tahun 360 SM menjadi satu-satunya
sumber sejarah soal kota ini. Plato mengatakan pulau ini disebut
Atlantis, “Dalam satu hari satu malam, menghilang di kedalaman laut.”
Para ahli mulai merencanakan penggalian di situs yang diduga Atlantis
berada, Spanyol untuk mempelajari geologi dan temuan artefak
termutakhir. (sm/ar/vs/inl/ok/icc.wp.com)
Selama Bumi masih berputar, maka lempeng tektonik dan kerak Bumi juga
akan terus bergerak. Lempeng tektonik Bumi sudah bergerak dari sejak
awal Bumi terbentuk hingga akhir hayatnya sang Bumi.
Gempa bumi terjadi karena bergesernya lempeng-lempeng tektonik pada
permukaan luar Bumi dan itu terjadi puluhan kali setiap hari. Namun
karena intensitasnya yang lemah, maka tidak dapat dirasakan oleh indera
manusia karena terlalu kecil getarannya.
Selain gempa tektonik karena pergeseran lempeng tektonik, gempa juga
terbentuk karena adanya aktifitas vulkanik (gunung api) yang dinamakan
gempa vulkanik, namun sangat jarang dan sedikit persentasenya.
Video pergerakan lempeng tektonik pada awal bumi terbentuk hingga kini (Nat Geo):
Selama Bumi masih berputar maka pikiran manusia juga akan terus
berfikir, salah satunya adalah bagaimanakah cara mengetahui atau
meramalkan suatu gempa bumi?
Suatu kejadian alam pastilah ada sebab dan akibatnya. Dan suatu
kejadian alam pastilah ada tanda-tandanya. Masalahnya selama ini adalah,
belum terkuaknya bagaimanakah cara memprediksi suatu gempa bumi…
Video pergerakan lempeng tektonik dari 650 juta tahun yang lalu, hingga lebih dari 250 juta tahun ke masa yang akan datang:
Ilmuwan dapat memprediksi gempa besar menggunakan pergerakan lempeng
di dalam Bumi. Teori ini muncul pada tahun 1960-an dan dikonfirmasi pada
tahun 1970-an.
Mereka juga bisa menerka lokasi kemungkinan gempa dengan melihat
sejarah gempa di daerah tertentu serta mendeteksi tekanan di sepanjang
garis patahan.
Beginilah terjadinya pergesaran lempeng tektonik yang menyebabkan gempa bumi.
Contohnya, apabila sebuah daerah pernah mengalami empat kali gempa
berkekuatan 7 magnitude atau lebih selama 200 tahun terakhir, ilmuwan
dapat menjelaskan kemungkinan akan ada gempa berkekuatan kurang lebih
sama dalam waktu 50 tahun lagi.
Meskipun demikian, prediksi tidak dapat diandalkan. Selain akurasinya
hanya 50 persen, tegangan pada sebuah bagian patahan dapat meningkatkan
tekanan pada bagian lain juga.
Video animasi terjadinya gempa dan tsunami di Sumatera:
Pada akhirnya, prediksi gempa oleh manusia selalu samar-samar. Gempa
yang dapat diprediksi dengan akurasi lebih tinggi adalah gempa-gempa
susulan setelah gempa utama.
Prediksi gempa susulan dilakukan
berdasarkan riset panjang dari pola gempa.
Untuk gempa utama, seismolog
memberikan risiko kerusakan yang akan terjadi pada suatu daerah.
Seismolog mengukur gerakan kerak bumi di sekitar daerah patahan untuk
mengukur tegangan yang terjadi. Pengukuran biasanya dilakukan dengan
alat GPS dengan tingkat akurasi yang tinggi. Alat lain, seperti pemindai
laser untuk mengukur perubahan bentuk tanah, juga pernah digunakan.
Peneliti juga mengaitkan gempa bumi dengan medan magnet dan listrik
dalam bebatuan. Beberapa ilmuwan membuat hipotesis: medan
elektromagnetik berubah sebelum gempa bumi.
Peta daerah rawan gempa diseluruh dunia ditandai dengan titik htam.
Titik-titik hitam juga menandakan bahwa di daerah tersebut pernah
terjadi gempa bumi. Semakin banyak dan padat titik-titik tersebut,
berarti semakin sering dan semakin tinggi intensitas dan aktifitas gempa
bumi.
Selain itu, ilmuwan juga mencari tahu hubungan kebocoran gas dengan
gempa bumi. Pada tahun 2009, misalnya, teknisi asal National Institute
for Nuclear Phusucs di Italia mengklaim diirnya berhasil memprediksi
gempa di L’Aquila dengan mengukur gas di kerak bumi. Temuan teknisi
bernama Giampaolo Giuliani masih dianggap kontroversial.
Giuliani dianggap tidak pernah menerbitkan laporan yang teruji secara
ilmiah yang berkaitan dengan metode pengukuran, analisis data,
eliminasi gangguan, dan hubungan statistika. Padahal untuk urusan
genting seperti gempa bumi, hal-hal seperti itu sangat penting.
Tokyo, Jepang - Kekuatan alam tak pernah bisa dilawan. Bencana gempa
berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) disertai tsunami yang menerjang
kawasan pantai timur Pulau Honshu, Jepang pada hari Jumat (11/3/2011)
pukul 02.46 waktu Tokyo lalu telah menunjukkan betapa dahsyat kekuatan
itu.
Tsunami Japan 2011 (NOAA)
Akibat tsunami tersebut banyak bangunan dilaporkan hancur. gempa juga mengakibatkan terbakarnya kilang minyak di wilayah Honshu.
Ini merupakan tsunami terdahsyat ke-7 yang terjadi sepanjang sejarah, sejak tahun 1900
Bahkan, rambatan gelombang tsunami dari Jepang sampai juga ke
pulau-pulau di Kepulauan Hawaii di Samudra Pasifik pada hari Jumat
(12/3/2011) dini hari.
Tinggi gelombang di sejumlah wilayah berbeda-beda, dari 48 cm sampai 1,8 meter, tetapi tidak menimbulkan kerusakan berarti.
Gelombang paling tinggi dilaporkan menghantam wilayah Kahului, Maui,
dengan ketinggian sekitar 1,8 meter. Namun, di daerah lain tinggi
gelombang jauh lebih rendah seperti Nawiliwili di Pulau Kauai hanya 48
sentimeter dan di Barbers Point, Oahu, sekitar 69 sentimeter.
Tsunami Japan 2011
”Sepertinya tidak akan menyebabkan kerusakan besar,” kata Gerard
Fryer dari Pusat Peringatan Dini Tsunami Pasifik. Ia mengatakan
gelombang kiriman yang sampai ke Hawaii sampai dua kali. Pertama,
setinggi 1,8 meter dan diikuti gelombang kedua 15 menit kemudian
setinggi 1,5 meter.
Hawaii yang berjarak sekitar 6.500 kilometer termasuk wilayah yang
berpotensi terancam tsunami di Jepang karena berhadapan langsung di
lautan lepas.
Sirine peringatan bahaya tsunami telah dibunyikan setiap satu jam
sekali di Hawaii sejak peringatan dikeluarkan beberapa menit setelah
gempa berkekuatan 8,9 skala Richter mengguncang Jepang.
Warga dan turis pun telah dievakusi di tempat yang aman untuk mengantisipasi gelombang besar.
Indonesia adalah negara yang juga menjadi saksi betapa dahsyatnya
kekuatan itu. Tsunami pernah melanda kawasan Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) dan sejumlah wilayah di Tanah Air hingga menelan ribuan korban
jiwa.
Seperti apa jejak kedahsyatannya, berikut catatan mengenai gempa paling buruk di muka bumi dalam seabad terakhir.
Tsunami Chile 28 Februari 2010
Chile, 28 Februari 2010
Gempa dengan kekuatan 8,8 SR disusul tsunami telah menewaskan
lebih dari 800 orang dan menyebabkan 2 juta orang kehilangan tempat
tinggal.
Jumlah korban terbanyak adalah mereka yang tinggal di kawasan pesisir.
Samoa Tsunami travel times, 30 September 2009
Samoa & Pasifik, 30 September 2009
Terjadi dua kali gempa dengan kekuatan masing-masing mencapai 8,1 SR dan 8,0 SR dalam waktu yang hampir bersamaan.
Kondisi ini memicu terjadinya tsunami yang menerjang kawasan Samoa dan Tonga.
Tinggi gelombang tsunami mencapai 5 meter. Korban tewas mencapai 192 orang.
Tsunami Indonesia 26 Desember 2004
Aceh Indonesia dan Asia, 26 Desember 2004
Gempa berkekuatan 9,3 SR terjadi di Samudera Hindia, tepatnya dilepas pantai barat Aceh dengan kedalaman mencapai 10 kilometer.
Memicu tsunami di sejumlah kawasan Asia bagian selatan dan dua negara Afrika.
Disebut-sebut sebagai gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40
tahun terakhir yang menghantam Aceh, Sumatera Utara, Pantai Barat
Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan
sampai Pantai Timur Afrika.
Korban mencapai sekitar 250.000 orang tewas di delapan negara.
Nanggroe Aceh Darussalam (Indonesia), Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.
Tsunami 1998 PNG Travel Times
Papua New Guinea, 17 Juli 1998
Setelah diterjang dua kali gempa dengan kekuatan 7,0 SR,
gelombang tsunami pun tak terhindarkan dan merusak apa pun hingga jarak
30 kilometer dari garis pantai utara.
Berdasarkan data resmi dari pemerintah, sebanyak tujuh desa tersapu
tsunami dengan korban tewas ditaksir mencapai lebih dari 2.000 jiwa.
Sementara data dari wilayah setempat menyebutkan, korban tewas antara 6.000 dan 8.000 jiwa.
Tsunami Flores Indonesia, 12 Desember 1992
Flores Indonesia, 12 Desember 1992
Tsunami yang memporak-porandakan pulau Flores terjadi karena adanya Gempa di laut Flores, sebelah utara pulau tersebut.
Gempa tersebut tercatat pada tanggal 12 Desember 1992 dengan Origin Time 05:29:28,6 UTC.
Epicenter gempa: -8,50 LS dan 121,84 BT ; Kedalaman:33 Km, Skala
Magnitudo mb=6,7. Ms=7,5. Mw=7.7, Skala Intensitas dirasakan di
Larantuka, Flores Timur; di Waingapu, Sumba dan Ujung Pandang, Sulawesi;
dan di Kupang, Timor.
Gempa berkekuatan 7,5 SR memicu gelombang tsunami dan menyapu permukiman di pesisir pantai Flores.
Tsunami tersebut menewaskan setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang dinyatakan hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.
Gempa tersebut sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65 tempat lainnya.
Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur.
Tsunami Filipina, 17 Agustus 1976
Filipina, 17 Agustus 1976
Gempa berkekuatan 7,9 SR menyebabkan tsunami yang menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Tsunami menghancurkan hampir seluruh wilayah Moro dan kota Pegadian.
Tsunami Chile, 21-30 Mei 1960
Chile, 21-30 Mei 1960
Gempa berkekuatan 9,5 SR disusul bencana tsunami yang menerjang
sejumlah negara-negara di kawasan laut Pasifik, termasuk Filipina dan
Jepang.
Di Cile, korban tewas mencapai 5.700 jiwa, 61 jiwa di Hawaii, dan 130 jiwa di Jepang.
Tsunami Soviet 4 November 1952
Uni Soviet, 4 November 1952
Gempa terjadi di Semenanjung Kamchatka dengan kekuatan mencapai 9,0 SR dan menyebabkan tsunami yang cukup dahsyat.
Gelombang tsunami melintasi Pasifik hingga Cile dan Peru. Lebih dari 2.300 orang meninggal.
Kamaishi Bay after 1933 tsunami
Jepang, 3 Maret 1933
Gempa berpusat di Sanriku, Pulau Honshu, dengan kekuatan
mencapai 8,3 SR diikuti oleh tsunami yang menyebabkan lebih dari 3.000
korban jiwa.
Demikianlah fakta nyata kekuatan dan daya rusak alami dari
tsunami-tsunami yang pernah terjadi diseluruh belahan dunia sejak tahun
1900.
Tsunami juga bisa terjadi akibat adanya tanah longsor dalam skala besar.
Namun semua tsunami diatas tersebut bukan akibat dari tanah longsor,
namun semua diawali dan dipicu dari kekuatan gempa bumi di dalam laut
yang membuat salahsatu lempeng bergerak dan bergeser terhadap lempeng
lainnya. (sm/ar/km2/icc.wp.com)
26-12-2004 Sumateran Tsunami
BBC News Panorama Documentary: Japan Tsunami: The Survivors’ Stories 25 September 2011
Tsunami terdahsyat 4200 tahun lalu (2193 SM) memusnahkan banyak Kerajaan di Bumi
Survivors of the Great Tsunami
Ringkasan
Kata pengantar
kata pengantar ini memberikan garis besar dari peradaban yang dikenal di Eropa dan di sekitar Mediterania di zaman kuno.
Ini menyoroti pertanyaan tertentu yang tidak terjawab dan
inkonsistensi dalam teori perjalanan sejarah manusia dari zaman batu dan
perunggu hingga zaman besi.
Bab 1 – The Bad Times
Bencana-bencana yang melanda bumi di tahun 2193 SM (sebelum Masehi),
pada Bab-1 memeriksa bukti ilmiah dan sejarah dari sebuah bencana
dahsyat yang menghancurkan bumi pada tahun 2193 SM, sekitar 4200 tahun
yang lalu.
Peristiwa ini begitu parah sehingga menyebabkan runtuhnya Kerajaan
Tua di Mesir secara serempak bersamaan, kerajaan dari Akkad di
Mesopotamia, peradaban Harappa di India, budaya Hongsan di Cina dan
Federasi Fryan di Eropa.
Terlepas dari peradaban Eropa, semua penanggalan ini telah dan
diverifikasi oleh metode penanggalan modern. Informasi ini tidak
tersedia pada abad ke-19 saat cerita ini pertama kali diangkat.
Sebuah buku kuno dan kontroversial yang ditemukan pada tahun 1867 di
Belanda, memberikan gambaran peristiwa ini yang sangat grafis dan
dampaknya terhadap Eropa. Buku, yang kemudian dikenal sebagai “The Oera Linda Book”, menggambarkan sebuah peradaban maritim maju yang ada di Eropa Barat pada saat itu.
Temuan sarjana modern dalam arkeologi, klimatologi, oseanografi dan
genetika dibandingkan dengan klaim Oera Linda Buku, serta dengan
sejumlah ahli-ahli Taurat lainnya di zaman kuno. Penyebab paling mungkin
bencana, berdasarkan penelitian akhir abad 20 dan awal 21, juga
disajikan. Hasilnya tidak hanya membuktikan peristiwa dan dampak bencana
yang tanpa diragukan, tetapi juga mengkonfirmasi keaslian “Buku Oera
Linda”.
Bab 2 – Federasi Fryan
Federasi Fryan pada Bab-2 membahas deskripsi buku Oera Linda, peradaban
bersama ini tidak diketahui oleh mereka di Eropa Barat. Termasuk lokasi
geografis mereka, dispensasi sosio-politik, agama dan tingkat usia besi
pembangunan digambarkan dan dibandingkan dengan ahli-ahli Taurat dari
Yunani kuno. Perbandingan dan analisis mengungkapkan bukti yang
menakjubkan.
Ini menjelaskan secara rinci asal-usul dari “Yunani” Alphabet, angka
Arab-Indo, hari jam 24, demokrasi, perusahaan bebas dan monoteisme.
Bahkan selain dari teknologi, masyarakat mereka dan budayanya disaat
dulu, setara dengan Peradaban Barat modern. Sampai saat ini sejarawan
dan arkeolog Eropa dianggap telah dihuni oleh zaman Batu Neolithics,
usia yang pada saat sebenarnya itu adalah peradaban paling maju di bumi.
Bab 3 – Legacy from Outcasts
Warisan dari Outcasts setelah bencana global 2193 SM, yang selamat dari
Asia Tengah dan Timur Jauh bermigrasi ke Eropa dan Skandinavia. Ini tak
pelak lagi membawa mereka dalam konflik dengan penduduk Eropa.
Bukti buku Oera Linda lebih otentik dibandingkan dengan teori genetik
dan linguistik modern serta dengan berbagai ahli-ahli Taurat dari jaman
dahulu. Dalam setiap contoh, klaim buku terbukti sebagai fakta.
Beberapa insiden yang sangat menarik yang juga diceritakan. Rincian
peristiwa yang mengarah pada pendirian Tirus, Marseilles, Athena dan
Roma. Ini juga menjelaskan asal-usul bangsa Celtic, seperti Galia dan
Fenisia.
Kemajuan Fenisia mendominasi angkatan laut Mediterania, serta
asal-usul dari Dinasti Hyksos di Mesir Hilir adalah disebabkan oleh
pendatang dari Eropa Barat.
Bab 4 – The Seeds of Civilization
The Seeds of Civilization pada Bab 4 menggambarkan pendiri dan
tahun-tahun awal Athena serta peradaban Yunani oleh pengungsi dari
Norwegia, Denmark dan Belanda; dari 1628 SM sampai ca 1556 SM.
Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi bukan penemuan Yunani, tetapi
berasal dari Eropa Barat. Terkait pembentukan Tengah Peradaban Minoan di
Pulau Kreta serta asal-usul dari “Laut Misterius” yang ditemui dalam
sejarah Mesir dan yang telah berpengaruh besar pada perkembangan
kemudian di Turki dan Anatolia (Asia Minor).
Peradaban Minoan yang hanya ditemukan di abad ke-20, perhatian khusus
terhadap barbar, atau penutur “bahasa” Bar-bar. Dibuktikan bahwa mereka
sebenarnya pembawa peradaban.
Disisi lain, justru orang-orang Yunani dan Spartan, adalah orang
liar. Alexander Agung tidak menyebarkan peradaban tetapi justru
menghancurkan kerajaan yang maju dari Frigia dan Persia.
Ia justru menghancurkan peradaban, tidak seperti yang telah
dikemukakan dari sejarawan Yunani kuno selama ini. Sekali lagi, setiap
pernyataan diperkuat oleh penemuan-penemuan modern dan banyak ahli-ahli
Taurat dari jaman dahulu.
Bab 5 – Pengusiran
Pengusiran dari “Athena Dalam” ditahun 1556 M, sebuah pemberontakan
pecah di Athena. Unsur-unsur pendiri asli diusir dan melarikan diri ke
India. Selama periode yang sama 1525 M, Dinasti Hyksos di Mesir Hilir
tiba-tiba jatuh dan terpaksa mengungsi ke Palestina di mana mereka
menetap di sekitar Yerusalem. Pengusiran Hyksos dari Delta Nil adalah
kebijakan ekonomi yang berasal dari Alkitab Wakil-Firaun, Yusuf.
Perkembangan ini bertepatan dengan letusan dahsyat dari Gunung Thera
di Kepulauan Santorini. Bab ini berhubungan dengan interaksi antara
Frisia, orang Yahudi, orang-orang Hyksos, orang Mesir dan orang Filistin
dan bagaimana Yahudi dan agama Mesir pertama kali diperkenalkan dan
dipengaruhi oleh monoteis dari Eropa Barat.
Bab 6 – Punjab
Punjab adalah para pengungsi dari Athena, di bawah kepemimpinan Gert,
menjadi dikenal sebagai “Gertmanne” dan menetap di Punjab di Pakistan
saat ini. Pada waktu mereka bermigrasi dari barat dan mendirikan
Kekaisaran Persia. Tak dapat disangkal lagi bukti yang menakjubkan
disajikan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa Arya dan para
dewa di Rig-Veda, kitab-kitab suci agama Hindu.
Pengaruh mereka di Zoroastrianisme, agama kuno Iran dan Persia,
dengan baik didokumentasikan. Bab ini menunjukkan bahwa saat ini
teori-teori linguistik tidak benar dan bahwa istilah Indo-Eropa tidak
memiliki dasar fakta.
Mayat mumi alami yang ditemukan di Cekungan Tarim di Cina Barat
selama tahun 1980 dan tanggal 1500 SM mengkonfirmasi klaim dari buku
Oera Linda bahwa mereka menetap di wilayah ini dalam waktu yang sama.
Seperti dengan semua peradaban yang disebutkan sebelumnya, ini
pelopor dari Eropa Barat yang dipimpin Selatan-Selatan dan Asia Barat
dan Timur Tengah dari zaman Batu dan peradaban Perunggu ke Zaman Besi.
Mereka melek huruf (dapat membaca) dengan kertas, membawa demokrasi,
kavaleri dan kereta perang ke wilayah tersebut. Keberadaan mereka dan
pengaruh yang dikonfirmasi dari eksploitasi Alexander Agung dan juga
dari tulisan-tulisan kuno banyak ahli-ahli Taurat dan penelitian ilmiah
modern, seperti profiling DNA.
Bab 7 – Homeward Bound
Homeward Bound, 1200 tahun setelah Gertmanne menetap di Punjab, kembali
dengan tentara Alexander Agung ke Mediterania. Mereka menjadi terlibat
dalam perebutan kekuasaan, mengakibatkan kematian Alexander dan berperan
dalam menghancurkan dominasi angkatan laut Mesir.
Mereka juga menghancurkan sejumlah kapal Yunani dan mengalahkan
armada Phoenician dalam pertempuran laut. Setelah eksploitasi mereka di
Timur Mediterania, mereka kembali ke Eropa Barat pada 303 SM. Dimana
daerah pesisir barat Eropa ternyata telah dihancurkan oleh tsunami besar
dua tahun sebelumnya.
Penelitian oseanografi menunjukkan bahwa pantai Timur Amerika Utara
mengalami nasib yang sama pada saat itu. Tokoh ilmuwan tentang dampak
kosmik seperti Dr Dallas Abbas menunjukkan bahwa dampak peristiwa besar
terjadi di Atlantik Utara pada 300 SM.
Sisa dari bab ini menggambarkan re-populasi Denmark dan Belanda. Hal
ini terkait awal usia dari Viking dan Jerman dan juga
peristiwa-peristiwa serta kebijakan yang mengakibatkan akhir kematian
dari kerajaan Eropa Barat.
Ancient Frisland island map
Bab 8 – Frisland
Bab ini membahas klaim buku Oera Linda bahwa tanah lama mereka (Atland)
yang terletak di suatu tempat di sebelah barat Eropa dan menghilang di
bawah ombak pada tahun 2193 SM.
Peta yang konon bertahun 1400M dan yang kemudian juga telah dinyatakan tipuan oleh sejarawan, kini diperiksa.
Peta menunjukkan tanah yang dihuni seukuran Inggris ke barat-utara
Skotlandia. Dengan melapiskan peta pada gambar satelit dan garis kontur
dasar laut di Atlantik Utara, ditemukan bahwa peta sesuai persis dengan
topografi yang terletak pada kedalaman lebih dari 1000 meter.
Frisland map (rebuilt map)
Penulis mengajukan penjelasan geologi mungkin seperti apa menyebabkan perendaman dari Frisland.
Penemuan tanah dan pulau-pulau yang terendam dengan kota-kota mungkin
berubah menjadi salah satu penemuan arkeologi paling menakjubkan di
abad ini, paling tidak selama ribuan tahun. Geo-ilmuwan terkemuka di
Afrika Selatan sependapat dengan penemuan penulis.
Frisland footage, the lost ancient island by a big wave of Tsunami in North Atlantic (Picture by: NASA & Google Earth)
*
Bab 9 – Footprints
Homeward Bound setelah terbukti bahwa buku Oera Linda adalah dokumen
sejarah yang dapat dipercaya, deskripsi tentang federasi dan
benteng-benteng mereka akurat dibandingkan dengan citra satelit dari
sejumlah kota-kota di seluruh Eropa.
Hasil yang sama persis dari buku Oera Linda membuktikan bahwa
beberapa kota di Eropa usianya lebih dari 4000 tahun. Bahkan, mereka
secara substansial lebih tua dari Athena, Roma dan Yerusalem.
*
Shift Pole (Bergesernya Kutub) in ancient times
Kesimpulan:
Bab terakhir merangkum bukti-bukti yang terkumpul selama penelitian
dan menyimpulkan bahwa “Oera Linda Book” adalah bukti sejarah yang
kredibel.
Mungkin bagian paling penting dari suatu bukti dalam naskah tua yang
terkunci dalam deskripsi tanah, wilayah dan pulau mereka sebelum bencana
2193 SM.
Tempat mereka adalah petunjuk pada dampak kosmik, kecuali empat kata yang sedikit mencolok:
Sebelum bencana “matahari terbit lebih tinggi“.
Ini adalah bukti tak terbantahkan, bahwa pada saat yang lalu poros bumi itu memang miring oleh suatu dampak.
Bahkan peramal terbaik di abad ke-19 tidak bisa meramalkan abad ke 21 Masehi tentang bukti-bukti adanya dampak asteroid besar dengan bumi di tahun 2193 SM. (iic.wp)
Beginilah kira-kira jika asteroid super besar menghantam Bumi:
Borobudur, A UNESCO World Heritage Site, view from the northwest
Kemegahan Candi Borobudur (satellite view coordinate 7°36’28″S 110°12’13″E) tidak hanya menunjukkan kemampuan rancang bangun nenek moyang bangsa Indonesia yang mengagumkan.
Penempatan stupa terawang maupun relief di dinding Borobudur ternyata menunjukkan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan alias astronomi.
Bentuk Candi Borobudur tampak dari atas
Penelitian selama 2,5 tahun yang dilakukan Tim Arkeo-astronomi
Borobudur, Institut Teknologi Bandung, menunjukkan, stupa utama candi
Buddha terbesar di dunia itu berfungsi sebagai gnomon (alat penanda waktu) yang memanfaatkan bayangan sinar Matahari.
Stupa utama yang merupakan stupa terbesar terletak di pusat candi ada
di tingkat sepuluh (tertinggi). Stupa utama dikelilingi 72 stupa
terawang yang membentuk lintasan lingkaran di tingkat 7, 8, dan 9.
Bentuk dasar ketiga tingkat itu plus tingkat 10 adalah lingkaran,
bukan persegi empat sama sisi seperti bentuk dasar pada tingkat 1 hingga
tingkat 6.
Borobudur Half Cross Section
Jumlah stupa terawang pada tingkat 7, 8, dan 9 secara berurutan adalah 32 stupa, 24 stupa, dan 16 stupa.
Jarak antar stupa diketahui tidak persis sama. Pengaturan jumlah dan
jarak antar stupa diduga memiliki tujuan atau makna tertentu.
“Jatuhnya bayangan stupa utama pada puncak stupa terawang tertentu
pada tingkatan tertentu menunjukkan awal musim atau mangsa tertentu
sesuai Pránatamangsa (sistem perhitungan musim Jawa),” kata Ketua Tim
Arkeoastronomi ITB Irma Indriana Hariawang di Jakarta, Rabu (18/5/2011).
Posisi stupa-stupa bagian atas di candi Borobudur
Tim beranggotakan satu dosen dan empat
mahasiswa Astronomi ITB, satu mahasiswa Matematika ITB, dan seorang
peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Temuan mereka dimuat dalam prosiding 7 International Conference on Oriental Astronomy di Tokyo, Jepang, pada September 2010.
Sebelum korelasi antara bayangan stupa utama dan stupa terawang
diketahui, tim terlebih dahulu menentukan bayangan lurus stupa utama
saat Matahari berada di garis khatulistiwa (garis nol pada grafik
lintasan awal musim). Pada saat itu Matahari terbit tepat di titik timur
garis dan terbenam tepat di titik barat garis.
Borobudur dimasa keeemasan Dinasti Syailendra
Borobudur sebelum direstorasi
Borobudur sebelum direstorasi
Borobudur sebelum direstorasi
Puncak candi Borobudur saat awal restorasi
Borobudur saat direnovasi untuk kesekian kalinya. Kini biayanya dari UNESCO
Borobudur sebelum direstorasi
The first photograph of Borobudur by Isidore van Kinsbergen (1873) after the monument was cleaned-up
Hasil ini menunjukkan posisi Borobudur sesuai arah mata angin. Arah
utara-selatan menunjuk posisi kutub utara Bumi dan kutub selatan Bumi,
bukan utara-selatan kutub magnet Bumi. Posisi itu ditentukan tanpa
bantuan alat penentu posisi global (GPS).
Dosen Astronomi ITB yang juga anggota Tim Arkeoastronomi Borobudur
ITB, Ferry M Simatupang mengatakan, sekitar tahun 800 masehi saat
Borobudur dibangun, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mampu menentukan
arah utara-selatan dengan benar menggunakan teknik bayangan Matahari.
Cara paling sederhana menentukan arah utara-selatan secara benar adalah menandai bayang-bayang gnomon (jam matahari sederhana) pada lingkaran simetris.
Jika bayang-bayang gnomon pada dua sisi lingkaran yang berseberangan
dihubungkan, menunjukkan arah timur-barat dengan benar. Garis yang tegak
lurus dengan garis timur-barat dengan benar adalah garis utara-selatan
yang juga benar.
”Fakta bayangan stupa utama Borobudur sebagai penanda awal musim dalam Pránatamangsa baru temuan awal penelitian, masih banyak penelitian-penelitian lanjutan yang harus dilakukan,” katanya.
Menurut Simatupang, tim akan meneliti hubungan bayangan stupa utama dengan stupa terawang dalam tiga dimensi.
Hasil ini akan menajamkan garis awal musim yang sudah diperoleh dari
citra dua dimensi. Saat ini citra tiga dimensi Borobudur sedang
dikerjakan oleh pengelola Candi Borobudur.
Tim juga berencana melihat apakah posisi stupa atau bayangan stupa
memiliki hubungan dengan prediksi gerhana Matahari atau gerhana Bulan.
Konfigurasi situs megalitik umumnya memiliki kaitan dengan penentuan waktu, baik kalender maupun prediksi gerhana.
Selain itu, tim juga berencana mengetahui tahun tepat Borobudur didirikan berdasarkan struktur asli Borobudur.
Struktur Borobudur saat ini merupakan hasil rekonstruksi beberapa
kali yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda maupun Pemerintah
Indonesia atas bantuan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan PBB (Unesco).
Saat ditemukan tahun 1800 oleh tim yang dipimpin Sir Thomas Stamford Raffles dari Inggris, Borobudur hanya berupa puing-puing.
Namun, penelitian ini tidak mudah. Penelitian arkeo-astronomi masih
baru di Indonesia. Aspek astronomis dalam candi Buddha juga jarang
ditemukan.
Ahli dan literatur yang ada pun terbatas. Kerja sama antara astronom
dan arkeolog perlu dilakukan untuk lebih memperlancar penelitian.
Pengetahuan astronomi
Sejumlah relief
di Candi Borobudur juga menunjukkan kemampuan nenek moyang bangsa
Indonesia dalam penguasaan ilmu perbintangan. Hal itu, menurut Irma,
salah satunya ditunjukkan dengan gambar perahu-perahu pelaut berbagai
ukuran di dinding candi.
Relief kapal laut di candi Borobudur
Gambar perahu itu menunjukkan mereka adalah bangsa pelaut. Untuk mampu
mengarungi lautan, dibutuhkan kemampuan navigasi (menentukan arah) yang
panduan utamanya bintang-bintang di langit.
Kapal Borobudur, Samudera Raksa sedang berlayar di Tanjung Priok, Jakarta (2003). dalam Ekspedisi Cinnamon. Dari Jawa hingga ke Accra, Ghana
di pantai barat benua Afrika, membuktikan bahwa hal tersebut memang
terjadi bagi kapal tradisional dengan cadik ganda persis seperti awal
abad 8 Masehi yang tergambar pada relief di Candi Borobudur. Namun
sebelumya terlebih dahulu akan berlayar ke Tanjung Harapan (Cape of Good
Hope) di Afrika Selatan kemudian barulah ke Accra di Afrika Barat.
Beberapa saintis percaya kapal ini dibuat oleh orang Indo-Melayu kuno.
Replika modern kapal layar cadik ganda Samudera Raksa relief dari Borobudur tiba di Durban, Afrika Selatan pada tanggal 1 Desember 2003 sebelum melanjutkan perjalanan ke Accra, Ghana
di Afrika timur (2003—2004). Kapal layar cadik ganda asal Indonesia
abad ke-8 dahulunya memiliki misi menjalin hubungan dagangan antara
Indonesia – Afrika melalui “Rute Cinnamon” yang ditempuh pedagang
Indonesia dari dan ke Afrika. Kapal sepanjang 15m ini dibangun dengan
metode tradisional yang didasarkan pada desain yang sama dari ukiran
relief di Candi Borobudur.
Salah satu bintang yang menjadi penunjuk arah adalah bintang Polaris (Ursae Minoris / Alpha Ursae Minoris) kadang disebut juga sebagai Bintang Kutub Utara.
Polaris adalah bintang paling terang di rasi Ursa Minor.
Bintang ini terletak sangat dekat dengan kutub langit utara atau
bintang yang terletak tepat di atas kutub utara Bumi hingga disebut
sebagai Bintang Utara.
Polaris alpha ursae minoris (Bintang utara)
Polaris menjadi acuan arah utara bangsa-bangsa di belahan Bumi utara.
Nama bintang ini banyak disebut dalam sejumlah manuskrip umat Buddha.
Sebelum tahun 800, Polaris dapat dilihat dari Nusantara di sekitar
Borobudur. Bintang terang ini mudah diamati karena hanya bergerak di
sekitar horizon (ufuk langit).
Namun, sejak tahun 800 hingga kini, posisi Polaris semakin di bawah
horizon akibat gerak presesi (gerak Bumi pada sumbunya sambil beredar
mengelilingi Matahari) sehingga Bintang Utara tidak mungkin lagi dilihat
dari Nusantara.
Karena Polaris tak bisa diamati, pelaut mencari bintang penanda utara lain, yaitu rasi Ursa Mayor
(Beruang Besar). Jika dua bintang paling terang dalam rasi ini, yaitu
Dubhe dan Merak, ditarik garis lurus, akan mengarah ke Polaris. Hal ini
membuat Ursa Mayor menjadi penanda arah utara lain.
Tampak pada relief Borobudur diatas, bintang Ursa Mayor (7 buah bulatan
ditengah bagian atas) diapit oleh bulan sabit (kiri) dan matahari
(kanan)
Pentingnya rasi Ursa Mayor (koordinat 11j 18m 46d, +50° 43′ 16″)
bagi masyarakat saat itu ditunjukkan oleh gambar relief bulatan-bulatan
kecil pada tingkat ke-4 Borobudur di sisi utara. Tujuh bulatan kecil
itu diapit oleh lingkaran besar yang diduga Matahari dan bulan sabit
yang dipastikan simbol bulan.
Dari Bumi, Ursa Mayor terlihat sebagai tujuh bintang terang. Nama Dubhe dan Merak berasal dari bahasa Arab.
Dubhe dari frasa thahr al dubb al akbar (punggung beruang besar), sedangkan Merak dari kata al marakk yang artinya pinggang karena posisinya di pinggang beruang.
Irma menambahkan, selain Ursa Mayor, tujuh bulatan itu diduga sebagai Pleiades
(tujuh bidadari). Masyarakat Jawa mengenal kluster bintang terbuka ini
sebagai Lintang Kartika. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta krttikã
yang menunjuk kluster bintang yang sama.
Peta rasi bintang Ursa Major
Kluster (kumpulan) bintang ini populer di Jawa karena kemunculannya menjadi penanda dimulainya waktu tanam.
Dugaan tujuh bulatan itu adalah Pleiades muncul karena hampir semua bangsa memiliki kesan mendalam dengan kluster bintang ini.
Bangsa Jepang menyebutnya sebagai Subaru, sedangkan masyarakat Timur Tengah menamainya Thuraya.
Namun, jika diamati dari Borobudur, posisi Tujuh Bidadari ini di
dekat arah timur benar saat terbit dan di dekat arah barat benar saat
terbenam. Posisi kluster ini tidak cocok dengan letak tujuh bulatan di
dinding utara Borobudur.
”Kecil kemungkinan tujuh bulatan itu adalah Pleiades, melainkan Ursa
Mayor karena posisinya menghadap penanda arah utara,” kata Irma.
Para pekerja sedang membersihkan candi Borobudur yang berdebu vulkanik saat gunung Merapi meletus tahun 2010
Mahakarya Borobudur
Reconstructed ship: Philip Beale’s reconstructed Samudra Raksa (based upon reliefs in Borobodur):